Sabtu, 7 September 2013

Terpatri di hati

Tiada janji yang terpatri,
Hanya perasaan atau perasan,
Takkan ku biar hati ini menangis sendiri lagi,

...........
Aku izinkan ia gugur,
Gugur biar bersepai,
Andai kau carik,
Andai kau hiris,
Toreh kan saja,
Biar sampai jadi serpihan kaca,
Biar berdarah,
Biar bernanah,
Biar saja parut itu tersimpan menjadi tanda.

Andai rantaian kata itu engkau panah tepat ke hati,
Menembusi ruang qalbu,
Lepaskan saja panahan itu,
Akan ku benam ke dasarnya,
Biar sampai tembus ke belakang,
Biar ku simpan sebagai hadiah.

Terkadang, puisi menghenyak ku,
Menempelak satu dunia,
Salah faham yang tidak terniat,
Biar aku hentikan di sini,
Agar tiada episod duka lagi.

Terduduk, menyandar dahi cecah ke lutut. Sepi tangis dalam diri.

.....Monolog dalam diri......
.
'Kenapa susah hati' ??. Lewat usiaku ini teruji, sehingga kadangkala tersungkur. Baru tahu erti bangkit setelah ditempelak dengan peristiwa semalam.

Ya, kadangkala Takdir ALLAH itu menyakitkan. Tapi biarlah aku ikhlas menerimanya...
" Ikhlas mu itu belum cecah ke hati".
"Errrr"
" Kamu tidak menerima takdir Allah dengan ikhlas. Sebab itu, kamu selalu tidak berpuas hati dengan apa sekalipun"..

..........

Jangan di soal pada meraka yang tidak mengerti. Kerana mereka tidak mengalami.
-Soal hatimu yang menghadapi...

"Berdoa moga diberi keikhlasan pada hati yang berdaki"

Gapai pena dan menulis apa yang ada di benak mu... Tepuk dada, tanya iman.. ^_^



1 ulasan: